IVERMECTIN UNTUK MENCEGAH DAN TERAPI COVID-19
Setelah sekian lama menunggu adanya penelitian tentang efektifitas Ivermetin untuk ‘pencegahan‘ dan ‘pengobatan‘ Covid-19, sehingga menimbulkan polemik dan kontroversi, dimana beberapa fihak menyimpulkan secara asal-asalan tanpa melakukan penelitian, akhirnya para peniliti di Brazil merilis hasil penelitian serius terhadap lebih dari 220 ribu peserta yang dikontrol secara ketat.
Pengobatan Covid-19 dengan apapun memang akan selalu menimbulkan perdebatan, umumnya bukan perdebatan yang berdasar hasil studi, tapi hanya karena adanya konflik kepentingan dengan ‘the big pharma’.
Hasil penelitian dalam bentuk PDF bisa anda download di Jurnal Ilmiah Coreus, yang dirilis pada 31 Agustus 2022.
-------------------------
Penelitian dikota Itajai – Barzil, terhadap sejumlah 223.128 orang peserta yang dikontrol secara ketat memperkuat kemanjuran ivermectin untuk “mencegah” dan “pengobatan” Covid-19.
Penggunaan ivermectin secara teratur menurunkan rawat inap sebesar 100%, kematian sebesar 92%, dan risiko kematian akibat COVID-19 sebesar 86% jika dibandingkan dengan bukan pengguna.
Perlindungan terhadap COVID-19 diamati di semua tingkat penggunaan ivermectin, dengan pengurangan risiko kematian yang signifikan pada populasi berusia di atas 50 tahun, dan mereka yang memiliki penyakit penyerta.
Penggunaan reguler juga menurunkan tingkat infeksi sangat signifikan, terlepas dari tingkat penggunaan ivermectin.
Hasil penelitian
Di antara 223.128 subjek, 159.560 berusia 18 tahun ke atas dan tidak terinfeksi COVID-19 hingga 7 Juli 2020, di mana 45.716 (28,7%) tidak menggunakan dan 113.844 (71,3%) menggunakan ivermectin.
Di antara pengguna ivermectin, 33.971 (29,8%) mengunakan secara tidak teratur (hingga 60 mg), dan 8.325 (7,3%) menggunakan secara teratur (total lebih dari 180 mg). Sisanya 71.548 peserta tidak dimasukkan dalam analisis.
Tingkat infeksi COVID-19 adalah 49% lebih rendah untuk pengguna reguler (3,40%) dibandingkan non-pengguna (6,64%), (tingkat risiko (RR): 0,51; 95% CI: 0,45-0,58; p <0,0001), dan 25% lebih rendah daripada pengguna tidak teratur (4,54%) (RR: 0,75; 95% CI: 0,66-0,85; p < 0,0001).
Tingkat infeksi adalah 32% lebih rendah untuk pengguna tidak teratur daripada non-pengguna (RR: 0,68; 95% CI: 0,64-0,73; p <0,0001).
Tingkat rawat inap berkurang 100% pada pengguna teratur dibandingkan dengan pengguna ‘tidak teratur’ dan ‘non-pengguna’ (p <0,0001), dan sebesar 29% di antara ‘pengguna tidak teratur’ dibandingkan dengan ‘non-pengguna’ (RR: 0,781; 95% CI: 0,49-1,05 ; p = 0,099).
Tingkat kematian 92% lebih rendah pada pengguna teratur daripada non-pengguna (RR: 0,08; 95% CI: 0,02-0,35; p = 0,0008), dan 84% lebih rendah daripada pengguna tidak teratur (RR: 0,16; 95% CI: 0,04-0,71; p = 0,016), da pengguna tidak teratur memiliki penurunan angka kematian 37% lebih rendah daripada non-pengguna (RR: 0,67; 95% CI: 0,40-0,99; p = 0,049).
Risiko kematian akibat COVID-19 adalah 86% lebih rendah di antara pengguna rteratur daripada non-pengguna (RR: 0,14; 95% CI: 0,03-0,57; p = 0,006), dan 72% lebih rendah daripada pengguna tidak teratur (RR: 0,28; 95% CI: 0,07-1,18; p = 0,083), sedangkan pengguna tidak teratur mengalami penurunan 51% dibandingkan bukan pengguna (RR: 0,49; 95% CI: 0,32-0,76; p = 0,001).
Comments